Berbagai
macam hewan dari golongan serangga seperti lalat, belalang, kumbang atau
serangga mempunyai cara melihat suatu benda dengan cara yang sangat berbeda
dengan manusia. Apabila manusia hanya memiliki dua buah mata untuk melihat,
serangga memiliki banyak sekali mata untuk melihat, sehingga mata serangga
disebut dengan “mata majemuk.”
Masing-masing mata
serangga tersebut disebut omatidium (jamak: omatidia). Masing masing omatidium
berfungsi sebagai reseptor penglihatan yang terpisah. Setiap omatidium terdiri atas beberapa bagian, di antaranya
berikut ini.
- Lensa, permukaan depan lensa merupakan
satu faset mata majemuk.
- Kerucut kristalin, yang tembus cahaya.
- Sel-sel penglihatan, yang peka terhadap
adanya cahaya.
- Sel-sel yang mengandung pigmen, yang
memisahkan omatidia dari omatidia di sekelilingnya.
Berikut ini adalah struktur mata majemuk dan omatidium
Setiap omatidium akan menyumbangkan informasi penglihatan dari satu daerah objek yang dilihat serangga, dari arah yang berbeda-beda. Bagian omatidia yang lain akan memberikan sumbangan informasi penglihatan pada daerah lainnya. Gabungan dari gambar-gambar yang dihasilkan dari setiap omatidium merupakan bayangan mosaik, yang menyusun seluruh pandangan serangga. Sebagai contoh, mata lalat rumah terdiri atas 6000 bentuk mata yang ditata dalam segi enam (omatidium).
Setiap
omatidium dihadapkan ke arah yang berbeda-beda, seperti ke depan, belakang,
bawah, atas, dan ke setiap sisi, sehingga lalat dapat melihat ke mana-mana.
Dengan demikian, lalat dapat mengindera dalam daerah penglihatan dari semua
arah. Pada setiap omatidium, terdapat delapan neuron sel saraf reseptor
(penerima cahaya), sehingga secara keseluruhan terdapat sekitar 48.000 sel
pengindera di dalam matanya. Dengan kelebihannya tersebut, mata lalat dapat
memproses hingga seratus gambar per detik.
Para ilmuwan
berusaha mengembangkan peralatan yang diperlukan untuk kepentingan manusia
dengan meniru rancangan mata lalat yang luar biasa. Misalnya, para ilmuwan
mengembangkan alat detektor gerakan berkecepatan tinggi dan kamera sangat tipis
yang dapat membidik ke banyak arah. Salah satunya dalam bidang yang
memanfaatkan adalah bidang medis, untuk memeriksa bagian dalam lambung. Alat
tersebut dikembangkan agar dapat ditelan oleh pasien.
Jika sudah
sampai di dalam lambung, alat tersebut akan mengumpulkan data melalui mata
majemuknya dan mengirimkan laporannya tanpa kabel. Ada pula ilmuwan yang
mengembangkan mata majemuk tiruan berukuran lebih kecil daripada kepala jarum
pentul yang terdiri atas 8.500 lebih lensa.
Sumber : Buku Kelas 8 Semester 2 Kurikulum 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar